SRAGEN. smatrensains.com - Sekolah
Menengah Atas (SMA) Pesantren Sains (Trensains) Sragen, Jawa Tengah
telah melaksanakan wisuda angkatan pertama, Sabtu (21/5). Capaian ini
sangat berarti sebagai langkah maju kebangkitan sains yang berbasis
Qurani di dunia muslim. Tak kurang 34 santri sekolah yang memiliki motto
“Trensains: Competent in Quran and Science” diwisuda sebagai lulusan
pertama.
Pesantren ini dipelopori
oleh salah satu anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Agus Purwanto. Kehadiran Trensains tidak berangkat dari
ruang hampa, tapi melalui pemikiran panjang para pendiri. “Disadari atau
tidak, sekolah-sekolah pada umumnya, tidak terkecuali sekolah berlabel
islam mengajarkan para siswanya materi seperti biologi dan geografi,
tapi tidak sampai kepada kesimpulan bahwa yang sedang dibahas itu adalah
keagungan dan kehebatan Allah. Para siswa mempelajari siklus hujan
tetapi buntu, tidak sampai kepada pertanyaan siapa yang menurunkan
hujan. Atau mempelajari tata surya, sayangnya tidak sampai kesimpulan
bahwa Allah-lah yang telah mendesain semua keteraturan di jagat raya
ini. Kenapa para guru-guru kita tidak mengaitkan fenomena-fenomena alam
dengan konsep ketuhanan, Tauhid Rububiyyah,” begitu di antara dasar
pemikiran pesantren yang sudah berdiri di beberapa tempat di Indonesia,
termasuk di Jombang.
Agus Purwanto
menyatakan bahwa pesantren ini baru seumur jagung, belum bisa menimpakan
target yang terlalu muluk. “Sebagai sekolah baru tentu belum ada daftar
reputasi sehinga para lulusan belum bisa masuk via jalur undangan. Maka
jalurnya adalah tes masuk SBMPTN. (Para wisudawan) bersaing bebas
memperebutkan sisa kuota,” ungkap Saintis Fisika Teori alumnus
Universitas Hirosima Jepang ini.
Bagi
Agus, penilaian terhadap pesantren yang digagasanya ini berada di benak
public. Dirinya pun telah siap dengan segala hasil yang diraih setelah
usaha panjang. “Setelah tes dan ada pengumuman hasil maka akan muncul
pertanyaan berapa siswa (trensains) yang diterima. Selanjutnya
kesimpulan diberikan oleh para pemerhati. Kesimpulan pun menajam,
terekspresi dalam bentuk puja-puji jika banyak yang lolos SBMPTN.
Sebaliknya, cibiran, olok sindiran bahkan cemooh dan caci maki jika
sedikit apalagi jika tidak ada sama sekali,” ujar ilmuan yang kerap
dipanggil Gus Pur.
Gus Pur dan
segenap pihak yang berjuang di trensains sejak awal sudah dibebani
dengan target yang tidak biasa. Sebabnya, pesantren ini telah mendaulat
diri sebagai pesantren yang memadukan antara sains dan nilai-nilai
Qurani. “Karena mindset atau pola pikir masyarakat telah sekian lama
digiring ke sana, sukses adalah medali, sukses jika hafal sekian juz.
Itu juga beban yg sempat kami pikul,” tambahnya.
“Trensains
memang dirancang bukan untuk melahirkan atlet olimpiade sains.
Trensains juga tidak dikhususkan untuk mencetak penghafal al-Quran.
Tetapi untuk memahami sains dan hubungan atau interaksinya dengan agama.
Sehingga kemampuan bahasa Arab baik baca maupun muhadasah menjadi
perhatian serius dan utama di trensains. Kami juga memperkenalkan
eksplorasi atas 800 Ayat-Ayat Semesta. Karenanya, juga harus
memperkenalkan filsafat,” ungkap penulis buku Ayat-Ayat Semesta.
Trensain
sebagai sebuah terobosan memiliki makna penting untuk mewujudkan mimpi
melahirkan para Saintis Muslim yang jujur dan bermoral. Prinsip yang
ditempuh trensains adalah prinsip integrasi dan interkoneksi keilmuan.
“Jalan tanpa dikotomi ilmu, jalan manunggaling ilmu lan agomo, orang UIN
menyebutnya integrasi sains dan agama, sebagian cendekiawan menggunakan
istilah islamisasi sains. Sungguh, ini bukan apologia, tapi kesadaran
atas krisis peradaban modern dan keyakinan kami atas solusinya, sains
non dikotomis yang harus segera diperkenalkan di sekolah kita dan
trensains melangkah duluan,” tutupnya.
(Ribas) sumber: suaramuhammadiyah.com
0 thoughts on “SMA Trensains Muhammadiyah Wisuda Perdana, Ini Harapan Sang Pelopor”