Allah Swt. memerintahkan manusia untuk merenungi kejadian-kejadian alam semesta. Ini berarti ketika seseorang mempelajari Biologi, Fisika, Kimia, Geografi dan Astronomi, sejatinya orang tersebut sedang memahami pikiran, keagungan dan kehadiran sang Maha Pencipta, Allah Swt. Sayangnya , usaha-usaha memahami alam ini masih dipandang sebagai kegiatan duniawi yang kering dari nilai-nilai spiritual agama.
Efek dari pemahaman ini adalah sekolah-sekolah masih menggiring siswa-siswinya mempelajari siklus hujan tetapi tidak sampai kepada kesimpulan siapa yang menurunkan hujan. Atau mempelajari tatasurya, tapi tidak dikenalkan dan dipahamkan bahwa Allah-lah yang mendesain semua keteraturan di jagad raya ini.
Tak mengherankan, jika hasilnya banyak dari saintis kita yang bobrok akhlaknya. Bahkan sebagiannya lagi melakukan korupsi dan eksploitasi secara besar-besaran hingga alam menjadi rusak. Tidak diragukan lagi, ini adalah akibat dari hilangnya nilai-nilai spiritual yang seharusnya mereka dapatkan selama bersekolah.
Benarlah apa yang dikatakan Albert Einstein: “Science with out releigion is blind”, ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta.
Oleh sebab itu, kita semua berimajinasi akan adanya ilmu Matematika, Biologi, Geografi yang sejak awal dibangun dan didasarkan dari kitab suci Al-Quranu’l Karim. Selain itu, kita semua juga memimpikan akan bangkitnya kembali peradapan Islam yang bertumpu pada sains Qurani. Tanpa sains tidak ada masa depan. Tanpa nilai-nilai Quran, sains pun cenderung membabi buta bahkan membawa malapetaka.
Mimpi melahirkan para “Saintis Muslim” yang jujur dan bermoral sudah semakin dekat kita wujudkan. Hal itu karena SMA TRENSAINS sudah ada di hadapan kita.