Smatrensains, Sragen - Peradaban
lampau meyakini bahwa bulan memancarkan cahaya sendiri. Namun seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan menerangkan bahwa cahaya bulan merupakan pantulan
cahaya matahari.
Berkenaan fakta ini al-Quran berbicara dalam ayatnya:
Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang
dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya. (Al-Furqan
25:61)
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh
langit bertingkat-tingkat? dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya
dan menjadikan matahari sebagai pelita? (Nuh 71: 15-16)
Kesimpulan ayat:
- Kata untuk menujuk matahari dalam bahasa al-Quran adalah ‘syams’. Kata ini berarti ‘siraj’ yang bermakna obor; ‘wahhaj’ yang berarti lampu menyala; atau ‘dhiya’ bermakna sinar kemuliaan. Tiga deskripsi ini tepat untuk matahari karena menghasilkan panas dan cahaya oleh pembakaran internal
- Sedangkan kata bulan dalam bahasa arab yang digunakan al-Quran adalah ‘Qomar’. Kata ini dijelaskan al-Quran sebagai ‘munir’ yang berarti tubuh yang memberikan cahaya
- Sekali lagi deskripsi ini sempurna dan cocok dengan sifat sebenarnya bulan yang tidak mengeluarkan cahayanya sendiri dan tubuhnya sebagai materi pemantul cahaya matahari.
- Al-Quran tidak pernah menyebut bulan sebagai ‘siraj’, ‘wahhaj’, atau ‘dhiya’. Begitupun sebaliknya al-Quran tidak pernah menyebut matahari sebagai ‘nor’ atau ‘munir’. Hal ini berarti al-Quran mengakui perbedaan sifat antara sinar matahari dan cahaya bulan.
Wallahu ‘Alam bis Showwab (Abu Yasmin)
0 thoughts on “TAFSIR KAUNI 05: Sinar Rembulan Merupakan Pantulan Cahaya Matahari”