BREAKING NEWS
Search

Training Jurnalistik Kreansa 2016


smatrensasins.com, Sragen - “Serdadu Pena Menyongsong Masadepan”, begitulah motto kami dari malam hingga pagi hingga malam lagi. Training Jurnalistik Kreansa ini memang telah menyadarkan kita semua bahwa peperangan telah dimulai, dan amunisi super yang perlu disiapkan bukan lagi corner shot, torpedo wake homing, atau Sukhoi Su-35 Flanker-E Sukhoi. Peradaban telah berganti, dan kata-kata serta pemikiran adalah senjata kita untuk menaklukkan dunia.

Acara ini telah dipersiapkankan secara matang oleh redaktur Kreansa, berawal dari hasil rapatredaktur pada tanggal 13 Maret 2016, hingga pembentukan kepanitiaan dan pegerjaan proposal. Crew selalu berharap acara ini dapat berjalan sukses dan benar-benar mampu melahirkan para serdadu pena penyongsong peradaban yang sebenarnya. Terhitung 2 hari, sejak tanggal 16-17 Maret 2016, acara ini dinilai berhasil dilaksanakan tanpa kendala yang berarti. Perjuangan panitia dan pemimbing yang rela berkutat hingga tengah malam untuk evaluasi rutin dan planning acara, hingga hujan-hujanan bersama peserta saat perjalanan pulang menuju asrama tidak sia-sia.

Dibuka secara langsung pada pukul 14.00 oleh Ustadz Ali Rosyidhi, S.Pd., acara Training Jurnalistik Kreansa dilanjutkan dengan sesi pengenalan sejarah majalah Kreansa, dalam materi bertajuk selayang pandang Kreansa. Setelah ishoma bersama, sesi malam kembali dimulai dengan nobar film Freedom Writer, bukan hanya itu, para peserta diminta untuk memberikan resensi atas film yang mereka tonton. Sesi malam ini terasa hangat bersama bergelas-gelas kopi dan berbagai camilan pendamping yang telah disiapkan panitia.

Pagi selanjutnya dimulai dengan begadang pascasubuh, demi melangsungkan outbond training yang telah direncanakan. Peserta kali ini diadu ketangkasannya dalam bermain kata. Mulai dari game paragraf bergoyang yang jos tenan hinggagame tebak gambar yang memacu kamus kata peserta, mampu menjadi morning exercise bagi para peserta agar siap menghadapi sesi berikutnya.Well, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Pada pukul 09.00-12.00, para peserta disuguhi materi super spectacular yang dihidangkan langsung oleh pimpinan redaksi majalah remaja islam Smarteen, yaitu salah satu majalah yang menjadi langganannya para santri Dimsa nich.  Beliau adalah ustadzah Eny Widiastuti, S.Sos. Beliau sengaja didatangkan hangat dari Solo untuk mengisi dua sesi seminar kepenulisan, yakni ‘ Mengapa Harus Menulis’ dan ‘ Pengelolaan Majalah Sekolah’.

Materi disampaikan dengan sangat efektif di tangan ustadzah Eny yang sudah berpengalaman 10 tahun menjadi wartawan Solopos, dilanjutkan menjadi redaktur majalah Smarteen, dan kini menjadi pimpinan redaksi majalah tersebut. Sebuah game kecil sempat menghebohkan aula tempat kami mengadakan training jurnalistik, saat beliau memerintahkan seluruh peserta untuk membuat kelompok, dan dengan berbagai cara membentuk anologi sebuah delman dengan kelompok yang telah dibagi. Dari peserta hingga panitia mulai mengheboh, membagi tugas, siapa yang menjadi kuda, siapa yang menjadi kereta, dan siapa yang menjadi penumpang. Berbagai pose tak terduga mulai mengundang tawa dan membuat riuh suasana yang tetap kondusif.

Sesi terakhir sebelum penutup, yaitu sesi yang sangat menantang dari training jurnalistik, praktik lapangan. Para peserta pun menjalankan misi masing-masing. Beberapa mengadakan wawancara, sebagian sibuk berkonsentrasi dengan bahan mereka yang siap diubah menjadi artikel. Suasana hening dan sedikit tegang. Berteman senandung ketenangan yang diputarkan oleh panitia, mereka mulai menjalani praktik kepenulisan. Penuh keseriusan, karena hasil dari pratek lapangan ini akan menjadi rujukan utama untuk menjadi crew Kreansa.

Pada sesi penutupan yang langsung dipimpin oleh ustadzah Ida Rahmawati selaku pembina majalah Kreansa, beliau menyampaikan beberapa koreksi umum dalam menulis yang sering terjadi sebagai ilmu tambahan untuk para peserta. Dan sebagai extraordinary desert nya, pada akhir dari acara, panitia pun mengumumkan peserta terbaik putra dan peserta terbaik putri pada acara training jurnalistik Kreansa tahun 2016, mereka adalah: Lutfi Muhammad Din Prakoso (XA) dan Richa wijayanti Jamilah (XC).

Kami mengucapkan selamat atas serdadu pena terbaik training jurnalistik Kreansa 2016. Semoga amunisi yang telah kami berikan menjadi senjata terhebat dalam laga peradaban dunia yang membentang sepanjang jalan kehidupan. Karnea,tajamnya pedang hanya mampu membunuh seorang dalam setebas. Namun, tajamnya kata mampu memusnahkan seisi dunia dalam seucap, maka musnahkanlah! (Salma Nabila XIB)







nanomag

Terimakasih atas kunjungan anda kritik dan saran anda sangat berarti buat kami


0 thoughts on “Training Jurnalistik Kreansa 2016