Ilmu pengatahuan modern telah menemukan beberapa tempat dimana dua
lautan yang berbeda bertemu dan ada penghalang diantara keduanya. Penghalang
ini membagi dua laut sehingga setiap lautan memiliki suhu, salinitas (kadar
garam) dan kerapatan yang berbeda. Para ahli oseanologi menyimpulkan bahwa ada
penghalang ghaib antara dua laut, dimana air dalam satu lautan tidak bercampur
dengan yang lain.
Tetapi, ketika air dari satu laut memasuki laut lain, air itu akan
kehilangan cirikhasnya da menjadi bercampur dengan air lainnya.
Dengan demikian penghalang tersebut berfungsi sebagai tempat
penyeragam transisi untuk dua macam perairan.
Fenomena ini terjadi dibeberapa tempat di dunia, dintaranya adalah
Laut Mediterania dan laut atlantik di Selat Gibraltar.
Ilmu pengetahuan modern juga telah menemukan muara, tempat air
tawar dan asin bertemu. Di muara ini, situasinya agak berbeda dengan dua laut yang
bertemu. Disini ditemukan bahwa apa yang membedakan anatar air tawar dan air
asin di muara di sebut zona pycnocline. Hal ini ditandai dengan kepadatan yang
memisahkan dua lapisan. Zona ini memiliki salinitas yang berbeda.
Fenomena ini terjadi di beberapa tempat, diantaranya di Mesir
dimana sungai Nil ke laut mediterania.
Al-Quran berbicara tentang fenomena ilmiyah ini dalam tiga surat:
- Arrohman 55: 19-20
- An-Naml 27:61
- Al-Furqan 61
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. (Arrohman 55: 19-20)
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam,
dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan
gunung-gunung untuk mengkokohkannya dan menjadikan suatu pemisah antara dua
laut? Apakah disamping Allah ada Tuhan yang lain? bahkan sebenarnya kebanyakan
dari mereka tidak mengetahui. (Annaml 27: 61)
Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir berdampingan;
yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi. (al-Furqan 25: 53)
Wallahu ‘Alam bis Showwab
0 thoughts on “TAFSIR KAUNI 06: Panghalang antara Air Asin dan Tawar”