Ketahuilah nak, Ilmu Allah itu luas dan tak bertepi. Maka, tidak mungkin hanya bisa dicapai melalui pendekatan formal saja, lewat sekolah atau lewat buku. Maka, hantarkanlah diri supaya bisa mengakses ilmu langsung dari Allah. Tuntunlah diri sendiri untuk bertaqwa, karena hanya taqwa kunci untuk mengakses ilmu Allah itu. Itulah bedanya pendidikan pesantren dan pendidikan sekuler. Organisasi di pesantren dan organisasi diluar.
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tinta, ditambahkan kepadanya tujuh laut lagi sesudah keringnya, niscaya tidak akan habis-habisnya dituliskan ilmu Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman: 31/27)
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tinta, ditambahkan kepadanya tujuh laut lagi sesudah keringnya, niscaya tidak akan habis-habisnya dituliskan ilmu Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman: 31/27)
Ketahulilah, belajar kepemimpinan ternyata tidak melulu belajar mengatur orang lain. Belajar kepemimpinan yang sesungguhnya adalah belajar mengatur, mengontrol dan memimpin diri kita sendiri. Kamu bukanlah pemimpin yang baik kalau belum bisa memimpin diri sendiri.
Bagaimana memimpin diri sendiri itu? Memimpin diri sendiri layaknya menejer perusahan yang mengendalikan 5 divisi, yaitu: pikiran, tubuh, perasaan, pekerjaan, dan spiritual. Pikiran, berarti kamu mampu mengendalikan pikiran untuk berpikir dengan baik, menganalisa dengan baik, mengingat dengan baik dan punya kreatifitas. Tubuh, berarti kamu mampu menjaga tubuhmu untuk tetap sehat dengan makan, olahraga dan istirhat yang teratur. Kamu tahan banting dan tidak sakit-sakitan. Perasaan, berarti kamu memiliki kendali emosi. Jangan mudah marah-marah karena orang tidak simpati. Spiritual, berarti kamu memiliki nilai-nilai rohani yang hidup yang mampu menggerakan segala aktifitas dari dalam. Agar cakap dalam memimpin, perbaiki shalatmu, dzikirmu, puasamu, tadarus al-Quranmu, dan jangan tinggalkan Allah barang sejenak. Ini adalah prinsif kepemimpinan Islam.
Agar cakap dalam memimpin, kamu juga harus memiliki prinsip dalam hidup. Beberapa prinsip yang harus diingat adalah: pertama, kamu harus punya tujuan hidup. Kamu hidup mau apa? Visi harus dimiliki. Peran dan manfaat apa yang mau kamu berikan untuk orang lain. Renungkanlah hal ini seiring berjalannya waktu. Kedua, kamu harus fokus. Kamu harus punya prioritas dalam hidup. Tidak semua keinginan bisa dipenuhi karena waktu dan energimu terbatas. Untuk bisa fokus maka kamu harus tahu jalan sukses, tahu kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Ketiga, kamu harus fleksibel dan selalu ingin belajar. Rajin rajinlah mengisi kepala dengan membaca. Camkan baik-baik nasihat gurumu. Luaskan pergaulan, perbanyaklah kawan. Kamu harus senang mengembangkan diri. Keempat, disiplin tingkat tinggi. Tidak ada kesuksesan yang gratis termasuk kepemimpinan . Disiplin itu memaksa diri untuk hidup teratur. Mulai sekarang disiplinlah mengatur waktu, disiplin ibadah, disiplin belajar, disiplin berpakaian. Tunjukkan komitmenmu untuk memperbaiki diri sehingga menjadi contoh perubahan bagi lingkunganmu.
Berbanggalah nak, IPM dipondok itu lebih berat. Kerjanya 24 jam nonstop. Dari mulai membangunkan subuh, ngoprak-ngoprak belajar santri, olahraga, mengurusi orang sakit, betulkan listrik, bersihkan kamar mandi, nyiram tanaman, baris-berbaris, sampai ngoprak-ngoprak tidur lagi. Itu berarti kalau IPM macet pondok juga macet. Bahkan kamu sendiri yang membimbing ektrakurikuler sekolah, TS, HW, mengelola perpustakaan dan Muhadloroh. Belum lagi kamu jadi imam sholat, mimpin tilawah, khotib jumat, ngajar TPQ, walaupun masih salah-salah kamu bisa laksanakan itu semuanya.
Pahamilah nak, itu semua sudah menjadi pakem pondok. Hanya orang-orang yang memiliki keikhlasan tingkat tinggi yang akan bertahan dipondok. Kamu sedang dilatih menjadi pemimpin besar. Bayangkan saja, kerjamu nonstop, banyak masalah, rengkingnya jadi melorot, bahkan ada yang stres saking kencangnya mikir kepanitiaan, bebanmu sangat berat. Disini pondok sengaja melatihmu untuk bekerja keras, ikhlas dan sabar, melatihmu berpikir besar, memiliki disiplin tingkat tinggi dan tahan banting. Yakinlah, kalau kamu dapat bersungguh-sungguh dan bisa melewati ini semua kamu akan menjadi pemimpin besar. (Abu Yasmin)
0 thoughts on “IPM di Pondok itu Lebih Berat ”