BREAKING NEWS
Search

Dunia Kau Tak Dapat, Empat hal Ini Lebih Utama


عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
" أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيكَ فَلَا عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنْ الدُّنْيَا حِفْظُ أَمَانَةٍ وَصِدْقُ حَدِيثٍ وَحُسْنُ خَلِيقَةٍ وَعِفَّةٌ فِي طُعمة".
( رواه أحمد ، والطبراني ، والحاكم ، والبيهقي ، عن ابن عمر بلا واو ، والطبراني عن ابن عمرو بالواو ، وابن عدي وابن عساكر عن ابن عباس )

Dari Abdullah bin ‘Amr, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: empat hal yang apabila hal tersebut ada padamu, tidak mengapa dunia tidak kau miliki: menjaga amanah, berkata yang jujur, bergaul dengan baik, dan berhati-hati dalam urusan makan.
(HR. Ahmad, Thabrani, Hakim)
    
Status Hadis:
Hadis ini disebutkan minimalnya pada 8 kitab hadis: Imam Ahmad, Thabrani, Hakim, Ibn Abi Dunya,  Ibn Idi, Ibn Asakir, Al Albani. Walaupun ada polemik diantara sanadnya namun secara umum ahli hadis menshahihkan hadis ini. Dari pangkal sandnya hadis ini dapat dijumpai periwayatannya dari tiga jalur sahabat: Ibnu Umar, Ibnu Amr, dan Ibnu Abbas.

Kesimpulan Hadis:
Dalam kehidupan ini terkadang tidak semua dapat kita raih, dunia dan akhirat sekaligus. Dalam hal ini Nabi Saw memberi kabar gembira bahwa tidak mengapa kita tak mampu mendapat jatah dunia yang penting kita pegang empat perkara yang utama ini. Empat hal tersebut adalah: menjaga amanah, berkata yang jujur, bergaul dengan baik, dan berhati-hati dalam urusan makan. Hal ini bukan berarti nabi membatasi umatnya untuk mengejar dunia.   

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
“Carilah negeri akhirat pada nikmat yang diberikan Allah kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu dari dunia“. (QS. Al-Qosos: 77).

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, juga kebaikan di akhirat. Dan peliharalah kami dari siksa neraka“. (QS. Albaqoroh: 201)

  1. Menjaga amanah   ( حِفْظُ أَمَانَةٍ )
Secara bahasa, kata  Amanah terkait dengan kata  “iman” dan “aman”, yang memang berasal dari kata أ – م – ن.

Amanah secara kasat mata dapat dibagi menjadi dua: amanah jauh dan amanah dekat. Amanah yang paling dekat adalah anggota tubuh (jawarih). Sejak pertama bangun tidur lidah pertama berucap doa Alhamdulillah, dilangkahkan kaki kiri kita masuk ke kamar mandi  untuk berwudlu, diakhiri dengan memanjatkan doa kepada Allah swt. Alangkah eloknya kita menjaga amanah ini. Semoga amanah ini dapat kita jaga sampai akhir hayat kita. Semua anggota tubuh kita akan dipertanggungjwabkan dihadapan Allah swt.

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Sungguh pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Al-Isra’17:39)

لا تزولُ قَدَمَا عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يُسألَ عن أربعٍ عَن عُمُرِه فيما أفناهُ وعن جسدِهِ فيما أبلاهُ وعن عِلمِهِ ماذا عَمِلَ فيهِ وعن مالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وفيما أنفقَهُ
“Kaki seorang hamba akan tetap berdiri dihadapan Allah swt sampai ditanya empat hal: umurnya untuk apa dihabiskan, jasadnya untuk apa dia gunakan, ilmunya dengan apa dia beramal, dan hartanya darimana dana untuk apa dia belanjakan”. (HR. Ibn Hibban dan Tirmidzi)

Betapa pentingnya akan hal ini sampai-sampai Nabi Saw bersabda:
وَيْلٌ لِمَنْ لَا يَعْلَمُ، وَوَيْلٌ لِمَنْ عَلِمَ ثُمَّ لَا يَعْمَلُ
“Celakalah orang yang tidak tau, dan celakalah orang yang mengthuinya namun tidak mengamalkannya”.
أَدِّ الْأَمَانَةَ إِلَى مَنْ ائْتَمَنَكَ وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ
Tunaikanlah amanah kepada orang telah mempercayaimu, dan jangan kau balas orang yang telah menghianatimu”.

Adapun amanah jauh;  seperti istri, anak, keluarga, harta, dan jabatan yang kita miliki saat ini. Pada gilirannya semua amanah ini akan dicabut  dan akan dipertanggugjawabkan.

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari)

  1. Berbicara yang jujur  ( وَصِدْقُ حَدِيثٍ )
Berbicara yang jujur adalah sesuatu yang sulit saat ini. Karena kebiasaan berbohong sudah hampir merata pada lapisan masyarakat. Betapa mudahnya saat ini orang mengingkari sumpah atau janji.  Nabi saw. memperingtkan kita akan bahaya bohong ini.

إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّار
“Janganlah kamu coba berdusta, karena perbuatan dusta itu mengarah kepada kejahatan, dan perbuatan jahat mengarah ke neraka”.

ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah dan tiada dilirikanya, serta tidak diampuninya, dan baginya siksa yang pedih.”

  1.  Menjalin hubungan dengan baik  ( وَحُسْنُ خَلِيقَةٍ )
Menjaga hubugan baik itu penting. Bukan hanya dengan manusia tapi dengan seluruh makhluk Allah, seperti hewan misalnya. Betapa pentingnya akan hal ini hingga Khalifah Umar pernah menta’dzir orang yang menyiksa keledainya dengan cara memberi beban terlalu berat.

Dunia ini tidak pernah berubah dari dulu hingga kini. Ketika kita menjaga hubungan baik dengan sesama manusia maka dunia ini terasa nikmat dan luas. Sebaliknya, ketika merusak hubungan ini maka dunia ini terasa sempit. Oleh sebab itu berbuat baiklah kepada seluruh manusia.

  1. Menjaga diri dalam hal makanan   ( وَعِفَّةٌ فِي طُعمة )
Menjaga diri dari makanan yang haram adalah hal yang dapat membawa keutamaan. Sebaliknya mengkonsumsi makanan haram dapat mnyumbat kebahagian dunia dan akhirat.

إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ، فَمَنْ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ
“Sungguh yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan ditenganhya ada perkara yang syubhat. Banyak orang yang tidak mengetahuinya. Siapa yang terpelihara dari barang syubhat maka dia terpelihara agama dan kehormatannya. Siapa yang jatuh dalam yang syubhat maka dia telah jatuh kepada yang haram.”
  
Nabi bersabda
كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Setiap daging yang tumbuh dari hasil yang haram maka tempatnya di neraka”.

الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ؛ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
“Ada orang yang komat-kamit berdoa kepada Allah, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram. Lalu bagaimana doanya akan dikabulkan?”

Wallahu ‘Alam bi Showwab. (Abu Yasmin)








nanomag

Terimakasih atas kunjungan anda kritik dan saran anda sangat berarti buat kami


0 thoughts on “Dunia Kau Tak Dapat, Empat hal Ini Lebih Utama