SRAGEN --
Trensains merupakan Pesantren Sains Muhammadiyah dengan fokus integrasi agama
dan sains.
Trensains yang berlokasi di Sragen, memiliki kegiatan utama mengkaji dan meneliti ayat-ayat semesta di al-Quranul Karim
dan hadis Nabawi.
Ketua Kurikulum Trensains Ustad Hakim Zanky mengatakan, Trensains
sintetis dari pesantren dan sekolah umum bidang sains. Trensains mengambil
kekhususan kepada tiga aspek, yaitu pemahaman Alquran, sains kealaman, dan
interaksi agama dan sains. "Poin terakhir yang tidak ada pada pesantren
lain," kata ustaz Hakim kepada
Republika, Kamis (20/10).
Dia mengatakan, santri-santri yang hendak menimba ilmu di Trensains
setidaknya harus memiliki kemampuan dasar berbahasa, baik Inggris, dan Arab.
Tidak cuma itu, calon-calon santri yang akan dipilih harus membaca Alquran, dan
memiliki nalar matematika serta
filsafat cukup memadai.
"Mereka yang hendak masuk ke Trensains harus memiliki
ketertarikan kepada ilmu pengetahuan alam (IPA), serta memiliki IQ setidaknya
90-100. Hal itu dimaksudkan agar proses belajar di Trensains dapat berjalan
dengan baik, terutama untuk
ilmu-ilmu kealaman," ujarnya.
Perbedaan mencolok, Trensains tidak sama seperti pesantren pada
umumnya yang para lulusannya adalah ulama syariah. Menurut Ustaz Hakim,
Trensains ingin lahirkan ulama berspesialisasi sains alam, teknologi, dokter
berbasis Alquran, kedalaman filosofis,
dan keluhuran ahlak.
Demi menunjang kurikulum yang dimiliki, Trensains memiliki program
penunjang seperti Fismat Camp, English Camp dan Arabic Camp. Program ini
merupakan program imunisasi perdana bagi santri Trensains dalam rangka
menguatkan basic bahasa serta mengasah nalar matematika dan fisika santri.
Penerapan pendidikan sains sendiri dimaksudkan agar lulusan-lulusan
Trensains memiliki kemampuan di empat bidang seperti matematika, fisika, kimia
dan biologi. Selain itu, lulusan Trensains sudah pasti harus memiliki pemahaman
ilmu agama yang memadai, termasuk interaksi agama dan sains.
Interkasi agama dan sains sendiri, merupakan pemahaman tentang
Alquran baik sejarah, mushaf dan tafsir. Sementara, sains turut memberikian
pemahaman masalah ketuhanan seperti materialisme ilmiah, sains lama dan sains
baru, termasuk tren kajian dan jenis hubungan agama dan sains.
Dikatakannya, pemahaman interaksi agama dan sains yang akan
diberikan Trensains, terdiri dari islamisasi sains, saintifikasi Islam, dan
sains Islam. Untuk dapat merealisasikan integrasi kurikulum itu, kata dia,
tentu dibutuhkan pengajar dan pengasuh berkualitas dan memiliki kesamaan visi.
Ustad Hakim menegaskan, mata pelajaran sains yang sudah
diintegrasikan dengan ayat, nilai dan semangat Alquran yang ditanamkan sejak
awal ke santri dan pengajar. Dengan pengasuhan yang berlangsung 24 jam,
Trensains memiliki 10 asatidz yang tinggal di asramka, dengan empat lulusan kampus Timur Tengah.
"Makanya, gurunya pun musti guru pilihan, guru yang mengajar
IPA harus menguasai spirit tauhid," ujar Ustad Hakim yang juga lulusan
Universitas AL Azhar di Cairo.
Ia menambahkan, saat ini, santri-santri yang ada di Trensains
datang dari 16 provinsi yang ada di Indonesia. Menurut Ustaz Hakim, walau baru
16 provinsi, para santri berasal dari hampir seluruh Indonesia, seperti Papua,
Sulawesi, Belitung, Bengkulu, Banten dan lain-lain.
Sumber:
republika.id
0 thoughts on “Hari Santri Nasional: Trensains Hadirkan Interaksi Agama dan Sains di Pesantren”