SRAGEN. Sore 24 juli 2015, beberapa santri putri Trensains nampak bersiap dengan peralatan gunungnya. Rupanya mereka akan melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu. Jika ekspedisi ini sukses maka akan menjadi sejarah baru bagi santri putri. Entah obsesi apa yang ada di kepala para perempuan-perempuan ini hingga nekad mau menentang maut. Menurut Aprilia Dewi santri kelas 11 salahsatu anggota rombongan, pendakian ini terinspirasi oleh banyak hal: tadabbur alam, hobbi berpetualang, suka tantangan, termasuk ingin membuktikan sebuah teori tentang “dada sesak menapaki langit” salahsatu tulisan Guspur di buku Nalar Ayat-ayat Semesta. Dan yang tidak kalah pentingnya menjaga gengsi sesama kelas 11 putra yang baru saja muncak dari gunung Lawu.
Gunung Lawu sangat populer untuk
kegiatan pendakian, terutama di hari-hari besar seperti 17 Agustus, menjelang
ramadhan, liburan nasional, banyak orang mendaki hingga ke puncak. Pendakian
standar dapat dimulai dari dua basecamp: Cemorokandang di Tawangmangu, Jawa
Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa
Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah
hanya 200 m.
Kampus Trensains Pkl. 16.00 romobongan
berangkat menuju Cemoro sewu Magetan Jawa Timur. Tiba di basecame Cemorosewu dua
jam berikutnya. Setelah istirahat sejenak, shalat Magrib-Isa dan ceking
perlengkapan, pendakian dimulai pukul 19.30. Pendakian melalui jalur ini akan
melewati 5 pos. Dari segi medan jalur ini lebih nge-track, akan tetapi rombongan
akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemorokandang.
Saat ini, pendakian melalui Cemorosewu
jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang
sudah ditata. Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari
batu alam. Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan.
Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang
menuju pos 4. Setelah melalui pos 5 kita menuju puncak Hargo Dumilah. Dipuncak
inilah ada tugu monumental.
Bagi yang belum mengenal gunung Lawu. Menurut
data wikipedia.org, gunung ini berada 3.265 m diatas permukaan laut (dapl).
Terletak di Pulau
Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa
Tengah dan Jawa
Timur. Gunung Lawu terletak di antara dua
kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Kabupaten
Magetan, Jawa Timur. Status gunung ini adalah
gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif. Diperkirakan
terakhir meletus pada tanggal 28
November 1885. Hal ini terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang
tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air
(fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan
Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp
Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous. Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo
Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak Di lereng gunung
ini terdapat sejumlah tempat populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah
Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat
dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi
Sukuh dan Candi
Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak
komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana
Girilayu dan Astana
Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, kuburan untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.
15 Juli 2015 pkl. 01.30 rombongan
telah sampai di pos 5 dan mengambil istirahat sejenak. Rombongan melanjutkan
perjalanan menuju puncak dengan medan yang lebih terjal. Setelah menempuh
perjalanan selama lima jam, akhirnya rombongan sampai dipuncak pukul 06.30.
Rasa lelah dan pegal selama berjam-jam akhirnya terbayar dengan pemandangan
indah di puncak lawu. Dari perjalanan ini, satu kata yang harus dicatat: kaum Adam
dan Hawa adalah sederajat, yang membedakan adalah kesabaran dan perjuangan. Fastabiqul
Khairât. (Abu Yasmin)
0 thoughts on “Trensains Putri Taklukkan Puncak Lawu”