SRAGEN -- Banyak metode untuk belajar dan menikmati sains. Salah satu pembelajaran sains yang berbeda disajikan di SMA Trensains. SMA ini dirancang seperti pondok pesantren. Siang hari, para santri melakukan observasi dan meneliti di luar ruang kelas, pidato berbahasa asing, dan mengulas permainan dengan nalar matematika dan fisika. Situasi akan berbeda jika mengunjungi di malam hari, kegiatan favorit santri bertajuk “Tahajud Fisika” merupakan zona belajar santri di tengah malam (mid night) dengan pendekatan fun learning yang dikemas santai. Santri belajar sambil berapi unggun menikmati jagung bakar.
Metode pembelajaran yang didesign ini hanya ada di program 'Trensains'. Pertama kali dilakukan SMA Pondok Pesantren Darul Ihsan, Sragen yang direalisasikan pada 2013. Kurikulum di sekolah ini adalah kurikulum unifikasi, sehingga memiliki karakter kuat dalam integrasi Islam dan Sains. Tenaga pengajar di sekolah dipilih sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing, termasuk para lulusan luar negeri.
Trensains yang ada
sekarang ini adalah pondok pesantren yang menjelajah dunia sains sebagai
perwujudan gerakan tajdid Muhammadiyah pada usianya yang sudah memasuki abad
kedua. Sebagai program nasional, Trensains juga hasil kolaborasi bersama
Lazismu yang diharapkan menjadi salah satu aktivasi filantropi strategis. Di
luar geraknya yang bersifat karikatif, Trensains merupakan gerakan keilmuan dan
amal di era baru dalam memandang alam semesta secara pedagogis.
0 thoughts on “Mengenal Trensains, Pondok Pesantren Berbasis Sains”