BREAKING NEWS
Search

Pasar Sebagai Gerbang Islamisasi di Nusantara Indonesia


Menurut Ahmad Mansur Suryanegara mengatakan bahwa kekuatan penyebaran Islam terletak pada lima hal: (1) penguasaan pasar, (2) kemasjidan dan pendidikan, (3) kekuasaan politik atau kesultanan, (4) penguasaan maritim dengan niaga lautnya, (5) kesadaran hukum Islam.[i] Karena pembahasan masing-masing yang teramat luas, maka penulis dalam hal ini hanya akan menyoroti peran pasar sebagai gerbang masukanya Islam di Nusantara Indonesia.        



Dunia dikejutkan dengan turunnya wahyu Allah yang disampaikan oleh Malikat Jibril kepada seorang yang berprofesi wirausahawan,  bernama Muhammad. Mulai saat itu pun Muhammad berubah statusnya menjadi Rasulullah (utusan Allah). Sebuah wahyu yang memberikan ajaran bagaimana caranya untuk mencapai islam yang berarti selamat dan menjadikan diri sebagai muslim yang berarti menyerahkan kehendak diri kepada kehendak Allah.



Ajaran yang diawali hanya lima ayat (al-‘Alaq 1-5)[ii], berisikan tentang peringatan bahwa Allah yang menciptakan manusia dari segumpal darah dan Allah pula yang menjadikan manusia berilmu. Allah juga yang menciptakan manusia dapat membaca dan menulis. Ajaran wahyu ini disampaikan Jibril kepada wirausahawan yang ummi. Orang yang tidak dapat membaca menulis. Diturunkan bukan di istana mewah, melainkan disebuah bukit batu gersang, Jabal Nur dengan guanya, Gua Hira.



Mengapa sejarah dapat diubah hanya dengan realitas sarana yang sangat sederhana, namun berdampak abadi dan menembuus daratan, lautan, serta udara yang tiada batas. Padahal hanya digerakkan oleh personal yang merupakan kelompok kecil minoritas yang penuh kreatitas

.

Al-Quran mencontohkan, pada umumnya para Nabi dan Rasul dalam upaya mempelopori gerakan pembaharuan, tampil dari dirinya sendiri, seperti Nabi Daud as. dalam usia muda dan dari golongna minoritas dengan izin Allah berhasil menumbangkan kekuasaan yang sudah mapan dan absolut (lihat al-Baqoroh: 249).[iii]

Awalnya Rasulullah hanya didukung istri terhormat, Sayyidah Khodijah.[iv] Diikuti oleh keponakannya, Ali bin Abi Tholib. Mantan hamba sahaya Zaid bin Haritsah. Kelompok kecil ini menjadi magnet yang mempu menarik tokoh-tokoh masyarakat yang terhormat seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.[v]



Betapa dahsyatnya pengaruh wahyu ajaran Islam ini. Dalam durasi yang relatif singkat, menjadikan bangsa arab yang tadinya jahiliyah berubah menjadi jenius. Ajaran wahyu Islam yang diturunkan di gua, tetapi mengapa mampu menumbangkan singgasana penguasa yang beristana megah. Kekaisaran Persia dengan ajaran Majusinya dan kerjaan Romawi Bizantium dengan Nasraninya. Keduanya tidak mampu menghentikan gerak sejarah yang dibangkitkan kaum yang kaya akan rahmat Allah.



Bangsa Arab yang tinggal di Jazirah Arabiya, artinya daratan yang dikelilingi lautan. namun terhimpit oleh samudra sahara pasir yang tandus, mencoba bangkit dengan wahyu Ilahi menjadi bangsa yang mampu menguasai bahari lautan.  Dengan mengarungi samudra dan melintasi benua, bangsa Arab membangun jalan laut niaga, guna meretas jalan ajaran Islam untuk didakwahkan.



Gerak sejarah Islam berputar sangat menakjubkan. Meluas hingga ke batas cakrawala dunia. Bukan gerakan dari istana ke istana. Melainkan dari pasar ke pasar. Para wirausahawan tidak hanya memasarkan komoditi barang dagangannya, tatapi juga menjadikan pasar sebagai arena amal ajaran niaga Islami. Menumbangkan ajarn Politeisme dan digantikan dengan ajaran Tauhid. Dampaknya, aturan jahiliyah pun roboh tidak mampu bertahan. Ditegakkan Syariah Islam dengan metode budaya bangsa-bangsa yang dijumpainya. Kehadiran Islam disambut sebagai kekuatan pembebasan (libertaing forces) dari belenggu ajaran yang menyesatkan.



Pasar diperkirakan oleh sementara pihak hanya sebagai tempat memenuhi kebutuhan materi. Perkiraan semacam itu, ternyata tidak benar. Pasar tidak hanya tempat jual beli barang, tetapi, terjadi juga pertukaran bahasa, ekonomi, politik, ideologi, sosial, budaya, ketahanan dan pertahanan. Bahkan, konvensi agama pun berlangsung karena pengaruh pasar, mengapa demikian?



Rasulullah sebelum memperoleh wahyu Allah, semula sebagi wirausahawan. Disiapkan sebelumnya dengan kehidupan yang bergumul dengan hiruk pikuk pasar, sejak usia dini, yaitu usia 8 tahun[vi] hingga dewasa 40 tahun. Selam 32 tahun, Muhammad berprofesi sebagai wirausahawan. Namun, dikarenakan wahyu Allah, pada usia 40 tahun, berubah menjadi Rasullah saw.. Fokus berjuang mendakwahkan ajaran Islam selama 23 tahun.



Pengaruh berikutnya terhadap pengikutnya, menjadikan pasar sebagai medan niaga dan dakwah. Dari pasar, dibangun masjid. Dari masjid dibina generasi muda melalui lembaga pendidikan, di indonesia disebut pesantren. Kelanjutannya drai tuntutan komunitas Islam, melahirkan kekuasaan politik Islam atau kesultanan.



Istilah pasar berasal dari  istilah Timur Tengah[vii] dari kata, bazar. Sebelumnya, di nusantara Indonesia tidak dikenal istilah tersebut. Karena pengaruh Islam dan kontak niaga dengan Timur Tengah, mulailah masuk istilah tersebut. Akibatnya dikenal pula nama-nama pasar dengan hari-hari islam: Pasar Senin, Pasar Rabu, Pasar Kamis, Pasar Jumat, Pasar Ahad[viii]



Melalui pasar berkembanglah pula bahasa Melayu Pasar sebagai bahasa komunikasi niaga dalam pasar. Demikian pula Huruf Arab Melayu  menjadi dikenal di nusantara Indonesia.[ix] Tampaknya dapat dipastikan, penguasa pasar dunia, pengendali pengaruh kekuasaan politik, dan penguasa media transportasi, serta pendidikan, membentuk budaya dan peradaban bangsa di dunia.



Dalam hal ini mengapa Islam dari  Timur Tengah berpengaruh besar dalam menciptakan perubahan budaya dan peradaban di dunia, selama 800 tahun dari abad ke-7 hingga abad ke-15? Bagaimana dan dengan jalan apa yang ditempuh oleh para pejuang Islam, mengenalkan ajaran Islam menjadi tersebar ke seluruh dunia saat itu? Mengapa agama Islam disambut oleh masyarakat yang didatanginya sebagi agama pembebas?



Mungkinkah ajarn Islam dapat menyebar ke seluruh dunia, jika umat Islamnya tidak memiliki kesadaran kemaritiman. Sangat kontradiktif jika bangsa Arab yang tinggal di Jazirah Arabia, tidak memiliki kesadaran kebaharian. Tidakkah arti Jazirah sebagi suatu wilayah yang dikelilingi oleh laut atau selat.



Hubungan Pasar dan Kelautan



Rasulullah memberi jawaban yang tepat terhadap problematika di atas. Ketandusan Jazirah Arabia dijawab oleh Rasulullah dengan 40 ayat tentang kelautan dan maritim. Di dalamnya, bermuatan “wasiat politik kelautan” yang termaktub dalam al-Quran.

              

Melalui wasiat itu, mengajarkan bahwa Allah telah menyerahkan pengusaan laut kepada umat Islam. Realitas dunia 71% terdiri dari lautan dan samudera. Jalan apa yang harus dipilih oleh umat Islam dalam mendakwahkan ajaran Islam ke seluruh dunia. Nusantara Indonesia sebagai negara kepulauan dan produsen rempah-rempah, tersekat jauh antar-pulau dengan Timur Tengah, India, dan Cina oleh lautan dan samudra yang luas. Tidak ada pilihan lain kecuali melalui jalan laut niaga.



Nusantara yang tebuka dan terletak di antara benua dan samudra, segenep kemajuan agama yang terjadi di luar, akan masuk dan mengubah sistem kehidupan di nusantara Indonesia. Agama Hindu dan Budha berasal dari India masuk ke nusantara melahirkan perubahan tatanan budaya dan menumbuhkan kekuasaan politik atau kerajaan Hindu dan Budha. Misalnya Kerajaan Hindu Pajajaran, Singosari, Kediri, Majapahit, dan Kerjaan Budha Sailendra dan Sriwijaya.[x]



Kembali kepada agama Islam yang merakyat ajarannya, tida mengenal adanya stratifikasi sosial yang didasarkan kasta.[xi] Diterima oleh rakyat di nusantara sebagai kekuatan pembebas (liberating forces). Melepaskan manusia dari pengklasifikasian abadi berdasarkan kasta yang tak dapat dirubah karena dasar pembagian kasta berdasarkan keturunan darah (hereditas).



Islam memberikan semangat hidup dan kehidupan dengan menciptakan ekonomi terbuka melalui pasar. Sistem ini melahirkan sistem sosial terbuka (openend society). Artinya setiap individu terbuka untuk memperoleh kesempatan mengubah jenjang sosialnya dengan pendakian sosial (social climbing), melalui prestasi kerjanya. Masyarakat Islam sebenarnya hampir tidak mendasarkan kedudukan sosialnya berdasarkan keturunan kecuali kedudukan Raja  atau Sultan.



Islam masuk ke Nusantara Indonesia melalui gerbang pasar yang disebarkan para wirausahawan yang merangkap juru dakwah. Juga disini dapat dipastikan Islam dikembangkan dengan jalan damai dan tidak disertai dengan invasi militer.



Dengan dana pribadi dan pengusaan transportasi kelautan serta pengusaan pasar, menjadikan Islam secara cepat tersebar ke seluruh kepulauan nusantara Indonesia. Pengembangannya melibatkan setiap muslim dengan keragaman profesinya, yang merasa terpanggil kesadaran agamanya, menjadi dai dengan metode yang sejalan dengan profesinya.



Berdagang dengan bahasa niaganya, nelayan dengan pendekatan nelayannya, bangsawan dengan bahasa struktur keningratannya, dan seterusnya. Rasulullah mengajarkan: Balligû ánnî walau âyah, sampaikan ajaran yang berasal dariku, walaupun baru satu ayat. Substansinya, setiap muslim berkewajiban untuk berperan aktif, ikut serta sebagai penyebar ajaran Islam yang bersumber dari wahyu. Dengan cara demikian, Islam cepat menyebar dan berdampak mayoritas bangsa Indonesia memeluk Islam sebagai agamanya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika kesaksian sejarah dari catatan wirausahawan dapat pula dijadikan sumber penulisan sejarah.



Masuknya Islam di Nusantara Indonesia

Beberapa penulis sejarah mengira masuknya Islam ke Indonesia itu pada abad ke-13 Masehi. Akan tetapi R.K.H. Abdullah bin Nuh meyakini bahwa datangnya Islam ke Asia Tenggara jauh lebih lama dari perkiraan tersebut.[xii] Menurutnya, berhubungan perdagangan atau perniagaan antara Indonesia dan sekitarnya dengan bangsa Arab, merupakan suatu jalinan hubungan sejarah yang telah terbentuk berabad-abad, jauh sebelum lahirnya Nabi Muhammad Saw.[xiii]



Dijelaskan lebih lanjut, berabad-abad sebelum itu, kota-kota di Yaman telah mempunyai hubungan perdagangan luas dengan negeri-negeri lain. Sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu, bangsa Arab terus menerus mengadakan hubungan dagang yang luas di luar negeri. Bangsa Arab merupakan wirausahawan perantara Eropa dengan negara-negara Afrika, India, Asia Tenggara, dan Timur Jauh, yaitu Cina dan Jepang.



Mereka tidak hanya memperdagangkan hasil tanah Arab saja. Akan tetapi, perdagangan mereka meliputi pula barang-barang yang mereka datangkan dari negara-negara tersebut. Berupa gading gajah, wangi-wangian, rempah-rempah, emas, dan lain-lain.



Dakwah Islam pada abad ke-2 H. perdagangan dengan Sailan atau Srilangka  sudah seluruhnya di tangan bangsa Arab. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Dr. B.H. Burger dan Prof. Dr. Mr. Prajudi dalam sejarah Ekonomi Sosiologis Indonesia.



Pengembaraan Wirausahawan Arab



Hal ini terjadi karena bangsa Arab dahulunya adalah Bangsa pengembara benar-benar seperti kedaan mereka pada masa kini. Pengembara-pengembara Arab itu terdiri dari pedagang-pedagang. Dalam sebuah data menurut A. Alwi bin Tahir Al Haddad, meyatakan jumlah mereka yang ada di Kromondel (dalam sejarah kita kenal dengan nama Keling) sebanyak 850.000 orang. Bahkan di sepanjng pantai Malabar, jumlah mereka lebih banyak lagi. Sedangkan mereka yang telah sampai di Cina berjumlah puluhan ribu sehingga pemerintah Cina harus menyediakan tempat-tempat tertentu untuk kediaman mereka di bebera kota Cina.



Keterangan tersebut memberikan gambaran terjadinya jalinan keakraban antara wirausahawan Arab dengan raja dan masyrakat Cina. Hubungan tersebut lebih terjalin lagi setelah masa Rasulullah dengan mengutip hadis “Carilah ilmu walaupun di negeri Cina”.[xiv]



Adapun kehadiran wirausahawan Arab di Daratan Cina karena bangsa Arab memiliki bahtera niaga yang mampu mengarungi Samudera Arabia dan Persia. Dalam penulisan sejarah, dinyatakan kapal-kapal dagang pada masa kejayaan Islam berlayar sampai Samudra Persia.



Pada peta bumi karya Al-Biruni (973-1048 M), pakar geografi Muslim menuliskan bahwa nama Samudra India sebenarnya adalah bernama Samudra Persia. Hanya setelah negara imperialis barat berkuasa digantikan namanya menjadi samudra India.



Demikian pula nol meridian semula melintas Makkah, sebagai petunjuk arah Kiblat, kemudian oleh kerajaan Protestan Anglikan Inggris dialihkan melewati Greenwich London.



Darisinilah ditentukan mata angin posisi-posisi wilayah atau suatu negara dalam membaca peta bumi. Misalnya, Jepang, Cina, Korea, letak geografinya di sebelah timur dari Greenwhich  London, dan sangat jauh, disebutnya The Far East. Demikian pula posisi geografi Makkah dan Madinah sebenarnya terletak di sebelah barat dari Indonesia. Oleh karenanya, arah kiblat shalat menghadap ke barat. Namun, bangsa Indonesia sekarang ikut menyebut Arabia, atau Makkah, dan Madinah serta Mesir sebagai wilayah Timur Tengah. Artinya, berposisi dari Greenwhich sebelah Timur dan di Tengah. Begitu pula negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia disebutnya sebagai kelompok negara Asia Tenggara dilihat dari Greenwhich London.



Pelayaran wirausahawan Arab Muslim menempuh jalan laut niaga. Dari pulau Nikobar, Andaman, Maladiv (Maladewa), berlayar ke Malaka sebagai pusat niaga  Muslim di Asia Tenggara. Di antara kapal-kapal wirausahawan Arab Muslim itu ada juga yang mengubah perjalanannya sampai ke Madagaskar. Ada juga yang membawa barang dagangan atau komoditi dari Afrika Selatan ke Guinea dan sekitarnya. Kemudian kapal-kapal niaga Muslim tersebut kembali ke Madagaskar.



Seluruh pantai lautan tersebut di atas, dahulu di bawah pengaruh wiraniagawan Muslim yang datang dari Khalifah Mu’awiyah (661-750), ketika pusat pemerintahannya di Damaskus. Kemudian di pesisir Sindu[xv] India, sudah tersebar pula agama Islam.



Kambai dan Gujarat di India merupakan pusat perdagangan-perdagangan atau wirausahawan dari Oman, Hadramaut, dan Teluk Persia sejak masa sebelum lahirnya agama Islam. Hal ini menjadi labih kuat jika diingatkan bhawa pada abad ke-2 SM perdagangan dengan Sailan atau Sri Langka sudah seluruhnya di tangan bangsa Arab.          



Dalam masalah sejarah masuknya agama Islam ke India, Thomas W. Arnold mengoreksi ketidakbenaran penulisan sejarah yang memberikan gambaran Islam di India dikembangkan oleh Mahmud Ghazna, Aurangzeb, dengan kekerasan dan kekejaman. Pemaksaan khitan oleh Haidar Ali dan Tipu Sultan. Dijelaskan hal tersebut tidak benar, sejarah terjadinya 66 juta Muslim di India, dampak dari dakwah yang persuasif dan damai. Mulai diajarkan oleh wirausahawan atau wiraniagawan Arab melalui jalan laut niaga.



Namun sayang, informasi sejarah tentang aktifitas pasar di Arabia kurang banyak dipahami oleh sementara sejarawan di Asia. Hal ini akibat sistem penulisan sejarah masih meniru Barat. Umumnya, sejarawan Barat selalu mengecilkan peranan pasar di Arabia. Kemudian lebih mengangkat dalam penulisan sejarah peranan pasar di India atau Cina.



Dengan kata lain, penjajah Barat dalam upaya menaklukkan kembali terhadap Islam, tidak hanya menjajah wilayah jajahannya. Melainkan juga mencoba menjajah pola pikir rakyat jajahan dengan cara mendistorsikan penulisan sejarah. Selain melakukan distorsi penulisan sejarah juga dalam masalah berita pun barat melancarkan penjajahan berita (news imperialism).[xvi] Wallâhu’alâm!  (Abu Yasmin)       


[i] Ahmad Mansur Surya Negara, Api Sejarah 1 (Bandung: Salamadani, 2013), hlm. 13.

[ii] Bunyi lengkap surat al-Alaq’ 1-5 adalah: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaran kalam (baca-tulis). Dia mengajarkan  manusia apa yang tidak diketahuinya.

[iii] Bunyi lengkap kisah Daud sebagai minoritas yang berkuasa adalah surat al-Baqoroh ayat 249: Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku, dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah, dan Allah beserta orang-orang yang sabar."

[iv] Nama Sayyidah Khodijah, yang berarti gelar bangsawan (sayyidah; bermakna nyonya/tuan) bergeser penyebutannya di Indonesia menjadi Siti Khodijah. Hal ini berlaku kepada semua perempuan yang ada sayyidahnya,  seperti: Siti Hajar, Siti Sarah, Siti Maryam, dan  lain sebagainya. Ada juga kemungkinan lain, bahwa kata Sayyidah menjadi Siti di sini memang datang dari lidah orang arab juga, seperti dialek orang Mesir untuk memudahkan bacaan mad layin diratakan mnjadi mad tobii’; Sayyid di baca Sîdî (laki-laki) dan Sayyidah di baca Sîtî (perempuan)

[v] Dr. Ali Muhammad Shalabi, As-Sîrah An-Nabawiyah ‘Ardun Waqa’i wa Tahlilul Ahdâts (Bairut: Dar Ma’rifah, 2010),  hlm. 88. 


[vi] Diawali dengan ekpedisi pertama ke negeri Syam pada usia belia 8 tahun menjadikan pengalaman internasional Muhammad  manjadi matang dikemudian hari  

[vii] Nama-nama mata angin wilayah dalam Peta Bumi, dilihat dari Greenwich London. Yang dimaksud dengan Timur Tengah (Midle East) adalah wilayah di sekitar Laut Tengah dan Laut Merah. Timur Jauh (The Far East) adalah Cina, Korea dan Jepang. Timur Dekat (The Near East) adalah wilayah Turki atau disebut juga Asia Kecil. Bersamaan dengan berkuasanya  barat yang semakin besar, nama-nama wilayah digantikan dengan nama baru atau ditiadakan nama lamanya. Misalnya Samudra Persia diubah menjadi Samudra India. Seperti halnya dengan Teluk Persia oleh Amerika Serikat ditiadakan namanya hanya disebut dengan Teluk (Gulf), maka perangnya pun disebut dengan Perang Teluk (Gulf  War). Dapat dipahami oleh kita orang Indonesia, bawa kota Makkah yang di dalamnya ada kiblat dari wilayah indonesia tetap disebut Timur Tengah, padahal Saudi Arabia berposisi di Barat Indonesia. Hal itu karena arah timur berpatokan dari Greenwich London.

[viii] Pasar Ahad karena pengaruh penjajah Barat, berubah menjadi Pasar Minggu. Karena pada hari Ahad dijadikan hari kebaktian ke gereja untuk ibadah menyembah San Domingo, maka di telinga Pribumi, San Domingo berubah menjadi Minggu. Pasar Ahad berubah pula penyebutannya menjadi Pasar Minggu.   


[ix] Bandingkan dengan kondisi Indonesia sekarang, timbulnya Carefoor, Super Mall, Super Market, dipenuhi dengan barang-barang dagangan yang berlabel bahasa Inggris. Dampaknya berkembnglah Bahasa Inggris dan Huruf Latin. Mode busana Barat telah menggeser Busana Nasional, pola dan cara makan minum  pun telah berganti terbaratkan.

[x] Perlu diperhatikan, Mookreji, sejarawan asal India, menyatakan pengaruh perkembangan agama Hindu di Anak Benua India dan negara-negara sekitarnya, melahirkan India Emperium. Di Indonesia terdapat kerajaan Hindu Tarumanegara dengan rajanya Purnawarman, di Bogor Jawa Barat. Dan  Kerajaan Hindu Kutai dengan rajanya Mulawarman, di Kalimantan Timur. Dinyatakan oleh Mookreji bahwa kedua kerajaan tersebut adalah murni India. Maksudnya kerajaan Hindu Kutai dan Tarumanegara bukan kerajaan orang Kutai dan orang Sunda. Buktinya, di kedua prasasti kerajaan tersebut menggunakan Huruf Palawa dan berbahas Sansakerta. Dan kedua-duanya baik huruf dan bahasanya tidak digunakan oleh rakyat  Sunda atau Kutai.


[xi] Agama Hindu mengajarkan adanya kasta terbagi ke dalam 4 kasta: Brahmana- Pendeta, Ksatria- Militer, Waisya – Wirausahawan, dan Sudra –Dhuafa. Ditambah dengan kelompok di luar  kasta disebutnya Paria.

[xii] R.K.H Abdullah bin Nuh adalah seorang pelaku sejarah, ulama, sejarawan, dan dosen kepala Bahasa Arab Fakultas Sastra dan Bahasa, Universitas Indonesia, Jakarta. Beliau lahir di Cianjur 1905 dan meninggal di Bogor 1987.   

[xiii] Menurut Ahmad Mansur Surya Negara, teori masuknya Islam ke Nusantara ada 5 teori: Teori Gujarat, Teori Makkah, Teori Persia, Teori Cina, dan Teori Maritim.  Baca lebih lanjut Masuknya Islam ke Nusantara Indonesia. Lihat Ahamad Mansur Surya Negara, Api Sejarah 1 (Bandung:  Salamadani,2013), hlm. 98. 

[xiv] Kanzul Ummal, Jilid V, hlm. 202.

[xv] Pada peta bumi terdapat tiga tempat yang dituliskan dengan huruf Arab Gundul, tanpa harakat: Sin-nun-dal. Di Afrika Utara dekat Mesir oleh Perancis dibaca menjadi Sudan. Di India oleh Inggris menjadi Sindu. Di Indonesia oleh Belanda dibaca menjadi Sunda. Ketiga-tiganya harus dibaca Sanadun ( سَنَدٌ )  artinya tempat kembali memperoleh rempah-rempa. Demikianlah penjelasan Drs. H. Abdullah Yusuf, Dekan Fakultas Islam Bandung. Lihat Api Sejarah 1 (Bandung: Salamadani, 2013), hlm. 4.

[xvi] Anthony Smith, 1980. The Geopolitics of Information, Oxford University Press. New York, hal. 69 





[1] Ahmad Mansur Surya Negara, Api Sejarah 1 (Bandung: Salamadani, 2013), hlm. 13.

[1] Bunyi lengkap surat al-Alaq’ 1-5 adalah: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaran kalam (baca-tulis). Dia mengajarkan  manusia apa yang tidak diketahuinya.

[1] Bunyi lengkap kisah Daud sebagai minoritas yang berkuasa adalah surat al-Baqoroh ayat 249: Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku, dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah, dan Allah beserta orang-orang yang sabar."

[1] Nama Sayyidah Khodijah, yang berarti gelar bangsawan (sayyidah; bermakna nyonya/tuan) bergeser penyebutannya di Indonesia menjadi Siti Khodijah. Hal ini berlaku kepada semua perempuan yang ada sayyidahnya,  seperti: Siti Hajar, Siti Sarah, Siti Maryam, dan  lain sebagainya. Ada juga kemungkinan lain, bahwa kata Sayyidah menjadi Siti di sini memang datang dari lidah orang arab juga, seperti dialek orang Mesir untuk memudahkan bacaan mad layin diratakan mnjadi mad tobii’; Sayyid di baca Sîdî (laki-laki) dan Sayyidah di baca Sîtî (perempuan)

[1] Dr. Ali Muhammad Shalabi, As-Sîrah An-Nabawiyah ‘Ardun Waqa’i wa Tahlilul Ahdâts (Bairut: Dar Ma’rifah, 2010),  hlm. 88. 


[1] Diawali dengan ekpedisi pertama ke negeri Syam pada usia belia 8 tahun menjadikan pengalaman internasional Muhammad  manjadi matang dikemudian hari  

[1] Nama-nama mata angin wilayah dalam Peta Bumi, dilihat dari Greenwich London. Yang dimaksud dengan Timur Tengah (Midle East) adalah wilayah di sekitar Laut Tengah dan Laut Merah. Timur Jauh (The Far East) adalah Cina, Korea dan Jepang. Timur Dekat (The Near East) adalah wilayah Turki atau disebut juga Asia Kecil. Bersamaan dengan berkuasanya  barat yang semakin besar, nama-nama wilayah digantikan dengan nama baru atau ditiadakan nama lamanya. Misalnya Samudra Persia diubah menjadi Samudra India. Seperti halnya dengan Teluk Persia oleh Amerika Serikat ditiadakan namanya hanya disebut dengan Teluk (Gulf), maka perangnya pun disebut dengan Perang Teluk (Gulf  War). Dapat dipahami oleh kita orang Indonesia, bawa kota Makkah yang di dalamnya ada kiblat dari wilayah indonesia tetap disebut Timur Tengah, padahal Saudi Arabia berposisi di Barat Indonesia. Hal itu karena arah timur berpatokan dari Greenwich London.

[1] Pasar Ahad karena pengaruh penjajah Barat, berubah menjadi Pasar Minggu. Karena pada hari Ahad dijadikan hari kebaktian ke gereja untuk ibadah menyembah San Domingo, maka di telinga Pribumi, San Domingo berubah menjadi Minggu. Pasar Ahad berubah pula penyebutannya menjadi Pasar Minggu.   


[1] Bandingkan dengan kondisi Indonesia sekarang, timbulnya Carefoor, Super Mall, Super Market, dipenuhi dengan barang-barang dagangan yang berlabel bahasa Inggris. Dampaknya berkembnglah Bahasa Inggris dan Huruf Latin. Mode busana Barat telah menggeser Busana Nasional, pola dan cara makan minum  pun telah berganti terbaratkan.

[1] Perlu diperhatikan, Mookreji, sejarawan asal India, menyatakan pengaruh perkembangan agama Hindu di Anak Benua India dan negara-negara sekitarnya, melahirkan India Emperium. Di Indonesia terdapat kerajaan Hindu Tarumanegara dengan rajanya Purnawarman, di Bogor Jawa Barat. Dan  Kerajaan Hindu Kutai dengan rajanya Mulawarman, di Kalimantan Timur. Dinyatakan oleh Mookreji bahwa kedua kerajaan tersebut adalah murni India. Maksudnya kerajaan Hindu Kutai dan Tarumanegara bukan kerajaan orang Kutai dan orang Sunda. Buktinya, di kedua prasasti kerajaan tersebut menggunakan Huruf Palawa dan berbahas Sansakerta. Dan kedua-duanya baik huruf dan bahasanya tidak digunakan oleh rakyat  Sunda atau Kutai.


[1] Agama Hindu mengajarkan adanya kasta terbagi ke dalam 4 kasta: Brahmana- Pendeta, Ksatria- Militer, Waisya – Wirausahawan, dan Sudra –Dhuafa. Ditambah dengan kelompok di luar  kasta disebutnya Paria.

[1] R.K.H Abdullah bin Nuh adalah seorang pelaku sejarah, ulama, sejarawan, dan dosen kepala Bahasa Arab Fakultas Sastra dan Bahasa, Universitas Indonesia, Jakarta. Beliau lahir di Cianjur 1905 dan meninggal di Bogor 1987.   

[1] Menurut Ahmad Mansur Surya Negara, teori masuknya Islam ke Nusantara ada 5 teori: Teori Gujarat, Teori Makkah, Teori Persia, Teori Cina, dan Teori Maritim.  Baca lebih lanjut Masuknya Islam ke Nusantara Indonesia. Lihat Ahamad Mansur Surya Negara, Api Sejarah 1 (Bandung:  Salamadani,2013), hlm. 98. 

[1] Kanzul Ummal, Jilid V, hlm. 202.

[1] Pada peta bumi terdapat tiga tempat yang dituliskan dengan huruf Arab Gundul, tanpa harakat: Sin-nun-dal. Di Afrika Utara dekat Mesir oleh Perancis dibaca menjadi Sudan. Di India oleh Inggris menjadi Sindu. Di Indonesia oleh Belanda dibaca menjadi Sunda. Ketiga-tiganya harus dibaca Sanadun ( سَنَدٌ )  artinya tempat kembali memperoleh rempah-rempa. Demikianlah penjelasan Drs. H. Abdullah Yusuf, Dekan Fakultas Islam Bandung. Lihat Api Sejarah 1 (Bandung: Salamadani, 2013), hlm. 4.

[1] Anthony Smith, 1980. The Geopolitics of Information, Oxford University Press. New York, hal. 69



nanomag

Terimakasih atas kunjungan anda kritik dan saran anda sangat berarti buat kami


0 thoughts on “Pasar Sebagai Gerbang Islamisasi di Nusantara Indonesia