Oleh: Nurul Hakim Zanky, Lc
Persoalan Al-Quran yang harus dipahami terlebih dahulu adalah
pengertian Al-Quran, nama-nama Al-Quran,
tujuan diturunkannya Al-Quran dan kandungan Al-Quran.
A. Pengertian Al-Quran
a. Makna Al-Quran Secara Bahasa
Kata Al-Qur’ân ( القران ) atau
Qur’ân ( قران ) merupakan bahasa Arab yang merujuk kepada akar kata Qara’a-Yaqrau’-Qirâ’atan-Qur’ânan
(قَرَأَ –
يَقْرَأُ – قِرَاءَةً – قُرْاناً ), yang memiliki dua arti:
membaca dan mengumpulkan. Arti kebahasaan ini juga merujuk pada ayat berikut.
Janganlah kamu gerakkan
lidahmu untuk membacanya karena hendak cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya
atas tanggungan kamilah mengumpulkannya di dadamu dan membuatmu pandai
membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu. (QS. Al-Qiyamah 85: 16-18)
b. Makna Al-Quran Secara Istilah
Para Ahli Ilmu
Al-Quran
merumuskan definisi
Al-Quran
dengan:
كَلاَمُ اللهِ تَعَالىَ ,
الْمُنَزَّلَ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم , بِوَاسِطَةِ مَلاَئِكَةِ جِبْرِيْل , المَنْقُوْلُ إِلَيْنَا بِالتَّوَاتُرِ ,
الْمُتَعَبَّدُ بِتِلاَوَتَهِ , الْمَكْتُوْبُ فِيْ الْمَصَاحِفِ , الْمُفْتَتِحُ
بِسُوْرَةِ الْفَاتِحَةِ , وَالْمُخْتَتِمُ بِسُوْرَةِ النَّاسِ , الْمُعْجِزُ بِأَقْصَرِ سُوَرُ مِنْهُ .
Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.,
melalui perantara malaikat Jibril, yang sampai kepada kita melalui proses
Mutawatir, merupakan ibadah bagi yang membacanya, ditulis pada
lembaran-lembaran kertas, di buka dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas, secara
keseluruhan merupakan mukjizat hingga surat terpendeknya.
Definisi di atas dapat diurai menjadi poin-poin penting berikut ini:
Kalam Allah
Al-Quran
itu lafadz dan maknanya murni 100 % dari Allah. Bukan
dari malaikat bukan juga manusia. Anggapan para
orientalis bahwa Al-Quran itu buatan Muhammad adalah salah besar.
Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Wahyu Al-Quran khusus diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. dan tidak
kepada nabi-nabi yang lainnya. Al-Quran sangat berbeda dengan Taurat, Zabur, Injil
dan Suhuf, terutama dari segi cakupan pengaruhnya.
Bagi Nabi Saw. secara pribadi, setiap kali wahyu Al-Quran turun dapat berfungsi
sebagai peneguh hati di tengah derasnya penolakan terhadap dakwah islam. .
Melalui perantaraan Malaikat Jibril
Khusus wahyu Al-Quran diturunkan melalui perantara Malaikat Jibril,
tidak melalui mimpi atau perkataan di balik tabir.
Yang sampai kepada kita melalui proses Mutawatir
Al-Quran diwariskan dari generasi ke genarasi melaui
sistem yang disebut isnad.
Sejak awal sampai saat ini Al-Quran telah dihafal oleh berjuta manusia. Sulit
mengatakan bahwa al-Quran secara keseluruhan atau sebagiannya mengandung unsur
penipuan. Ini berarti autentisitas
dan validitas Al-Quran secara utuh dapat diuji secara
ilmiyah.
Merupakan ibadah bagi yang membacanya
Al-Quran merupakan kitab ibadah. Orang akan mendapat
keutamaan dengan hanya membacanya, terlebih lagi berusaha memahami lalu
mengamalkannya. Tidak ada bacaan lain dimuka bumi ini yang sehebat Al-Quran. Oleh karena itu, membaca Al-Quran merupakan salahsatu
ibadah pokok dalam kehidupan seorang muslim.
Ditulis pada lembaran-lembaran kertas
Demi menjaga kemurnian dan keaslian Al-Quran,
maka Al-Quran dipelihara dengan cara dihafal dan
ditulis. Hal ini dilakukan sejak dini ketika pertama kali Al-Quran diwahyukan. Hal
demikian tidak pernah terjadi dalam sejarah
kitab suci manapun.
Diawali
dengan surat Al-Fatihah dan diakhri dengan surat An-Nas
Al-Quran dalam bentuknya yang final, ditulis secara
urut diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat An-Nas. Jika tidak sesuai
dengan urutan tersebut maka tidak dapat dikatakan sebagai Al-Quran.
Secara keseluruhan Al-Quran merupakan mukjizat hingga surat terpendek sekalipun
Al-Quran berkomunikasi dengan sangat menakjubkan. Al-Quran
dengan tampilannya yang sangat simpel mampu berdialog dan berdebat dengan siapa
saja dan tentang apa saja. Oleh karenanya, Al-Quran merupakan
mukjizat terbesar akhir zaman.
B.
Nama-Nama Al-Quran
Al-Quran mempunyai beberapa nama yang dinyatakan sendiri oleh Al-Quran. Nama yang paling populer ada lima, yaitu: Al-Qurân ( القُرْاّنُ )
disebut 69 kali, Al-Kitâb ( الِكتَابُ ) 58 kali, Al-Furqân ( الْفُرْقَانُ ) ,
Ad-Zikr ( الذِّكْرُ ) , At-Tanzîl
( التَّنْزِيْل ) . Hikmah didominasinya nama Al-Quran dan Al-Kitab tersebut menurut Subhi Shalih, bahwa kata Al-Qurân yang mempunyai arti bacaan di dalamnya mengandung makna
agar selalu dibaca dan diingat.
Sedangkan penamaan Al-Kitâb menunjukkan bahwa wahyu
itu terangkum dalam tulisan yang
merupakan rangkaian huruf-huruf dan tersusun dalam sebuah
buku. Adapun nama-nama lain yang banyak disebutkan oleh para
ulama lebih kepada Sifat Al-Quran, dan bukan nama
al-Quran.
Segala puji bagi Allah
yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab dan dia tidak mengadakan
kebengkokan di dalamnya; (QS. Al Kahfi 18:1)
Maha Suci Allah yang
telah menurunkan Al Furqan kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam (QS. Al Furqan 25:1)
C. Tujuan
Al-Quran مَقَاصِدُ الْقُرْآنِ ) (
Al-Quran
diturunkan oleh Allah Swt. memiliki tujuan dan sasaran tertentu. Menurut Dr. Yusuf Qordawi, Al-Quran memiliki beberapa tujuan pokok:
1.
|
Memperbaiki keyakinan dan cara pandang
|
تَصْحِيْحُ
الْعَقَائِد وَالتَصَوُّرَاتْ
|
2.
|
Menegaskan eksistensi manusia
|
تَقْرِيْرُ
كَرَامَةِ الْإِنْسَانِ وَحُقُوْقُهُ.
|
3.
|
Menyeru penyembahan kepada Allah
|
عِبَادَةُ
اللهِ وَتَقْوَاهُ
|
4.
|
Menyucikan jiwa manusia
|
تَزْكِيَةُ
النُّفُسْ الْبَشَرِيَةِ.
|
5.
|
Membentuk keluarga dan melindungi perempuan
|
تَكْوِيْنُ
الْأُسْرَةِ وَإِنْصَافُ الْمَرْأَةِ
|
6.
|
Membangun umat yang beradab
|
بِنَاءُ الْأُمَّةِ
الشَّهِيْدَةُ عَلَى الْبَشَرِيَّةِ
|
7.
|
Menyeru kepada kemanusian dan
persaudaraan
|
الدَّعْوَةُ
إِلَى عَالَمِ إِنْسَانِيِّ مُتَعَاوِنٌ.
|
D.
Kandungan Al-Quran
Secara garis besar Al-Quran mengandung hal-hal
berikut:
1. Keimanan
Keimanan merupakan unsur paling pokok dalam ajaran
islam. Keimanan itulah yang menjadi inti ajaran para rasul Allah dari Nabi Adam
as. hingga Nabi Muhammad saw. yaitu prinsip ajaran Tauhid.
2. Janji dan Ancaman
Dalam Al-Quran banyak dijumpai ayat yang mengandung
janji dan ancaman, yaitu janji kebahagian bagi orang-orang yang beriman dan
ancaman kesengsaraan bagi orang yang ingkar. Seperti ayat berikut ini.
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh di antara mereka berupa ampunan dan pahala yang
besar.
(QS. Al Fath 48:29)
3.
Aturan Hidup
Aturan hidup yang terkandung dalam Al-Quran meliputi
aspek tata nilai (ahlak) dan aspek aturan hukum amaliyah. Ahlak
merupakan aturan yang berhubungan dengan kewajiban seorang mukallaf untuk
menghiasi dirinya dengan sifat terpuji dan menjauhkan diri dari sifat tercela, baik kepada Khaliq maupun kepada makhluq.
Adapaun Hukum Amaliyah, masalah ini meliputi semua aktifitas manusia yang
bersifat praktis. Aturan ini meliputi: Ibadah dan Muamalah.
Ibadah dalam arti khusus seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Sebagian ahli
fiqih memasukkan kedalam bab ini juga: sumpah, nadzar, qurban, berburu, dan perkara
makanan-minuman. Muamalah, secara umum yang mengatur interaksi sesama
manusia baik secara individu maupun komunal. Aturan ini meliputi:
a) Hukum
keluarga ( الأحوال الشخصية ) : hukum yang mengantur tentang keluarga, seperti, kawin-cerai, hak pengasuhan
anak, hukum waris, dan wasiat
b) Hukum
kebendaan ( فقه المعاملة ) : hukum yang mengatur sirkulasi harta-benda, seperti akad jual
beli, sewa, pinjam, gadai, deposito, dan lain-lain.
c) Hukum
pidana ( فقه الجناية ): hukum yang terkait dengan kriminalitas, seperti pembunuhan,
pencurian, dan lain-lain
d) Hukum
terkait peradilan: hukum yang mengatur tentang
bukti, sumpah, kesaksian, dan lain
sebagainya yang terkait dengan pengadilan.
e) Hukum
tatanegara ( الأحكام السلطانية ): hukum yang mengatur
jalannya pemerintahan, seperti peralihan kekuasaan, aturan pemimpin, dan
rakyat.
f) Hukum
internasional : yaitu hukum yang mengatur hubungan muslim dan non
muslim.
Harus dipahami, bahwa ayat-ayat Al-Quran yang terkait
dengan aturan hidup di atas (kecuali hukum keluarga) cenderung tidak rinci, melainkan
hanya memuat ketentuan umum bersifat global. Hal ini memungkinkan para mujtahid
mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan selama tidak menyalahi prinsip-prinsip
hukum islam.
4. Kisah-kisah Masa Lalu
Al-Quran juga memuat
petunjuk secara tidak langsung melalui kisah para pendahulu. Kisah-
kisah tersebut mencakup hal-hal berikut:
a) Kisah para rasul, seperti
kekuatan akidahnya, keteladanannya dalam berdakwah, dan lain-lain
b) Kisah figur yang shaleh,
seperti Luqmanul Hakim, Imran, Maryam, Asabul Kahfi, Ashabul Ukhdud, Dzul
Qornoin, dan lain-lain.
c) Umat terdahulu beserta
nasib mereka, seperti kaum Tsamud, kaum ‘Ad, kaum Sadum, Firaun dan tentranya,
Qorun, raja Namrudz, raja Abrohah, dan lain-lain
d) Peristiwa yang terjadi di
masa rasulullah, seperti perang Badar, perang Uhud, Bai’atur
Ridwan, dan sebagainya.
5. Informasi Tentang Masa
Depan
Selain banyak memuat kisah-kisah kepurbakalaan, Al-Quran
juga banyak membahas informasi terkait masa depan. Informasi-informasi tersebut
mencakup hal-hal berikut:
a) Peristiwa akhir zaman,
seperti tanda-tanda hari kiamat, dan dahsyatnya hari kiamat
b) Kehidupan alam akhirat, seperti
alam barzakh, yaumul hisab, surga dan
neraka, dan lain sebagainya
c) Peristiwa tertentu yang
diramalkan oleh al-Quran, seperti kemenangan Romawi atas Persia setelah
kekalahannya dan akan ditemukannya jasad Firaun sebagai ibroh bagi umat
kemudian.
d) Ilmu pengetahuan. Selain
ayat-ayat hukum dan kepurbkalaan, Al-Quran juga banyak memuat ayat-ayat kauniyah atau ayat-ayat semesta. Menurut
Agus Purwanto dalam bukunya Ayat-Ayat Semesta, bahwa Al-Quran memuat 800
ayat-ayat kauniyah yang harus dikaji oleh ilmuwan muslim sebagai kunci membangun
peradaban Islam.
Wallâhu Álâm bi al Shawwâb.
0 thoughts on “MEMAHAMI KONSEP AL QURAN”